Justru ketika sebagian besar orang hancur, para Taipan mampu bangkit.
Buku karya William Yang yang mengisahkan sejarah lahirnya para konglomerat di Indonesia sampai pada akhirnya menguasai perekonomian Negara. Novel ini dibagi menjadi 3 buku yang pertama berjudul " Lahirnya Para Konglomerat" , dilanjutkan buku kedua dengan judul "Dibawah Bayang-Bayang Papi" dan ditutup dengan buku berjudul "The Winner Takes It ALL".
Tentu ketiga buku itu sangat menarik isinya karena mengisahkan sebuah dramatisasi sejarah perjalanan hidup Lahirnya Para Konglomerat ( https://shope.ee/30JRvdzTar ).
Taipan yang dulu mereka miskin, berpendidikan rendah dan hanya bermodalkan inisiatif mereka berangkat mengadu nasih di Negri orang. Sebagai pendatang mereka sering dicurigai, ditekan, dimusuhi, bahkan terdiskriminasi ketidakdilan. Namun, mereka terus berfikir, beradaptasi, bertahan dan berjuang untuk terus tumbuh. Tekanan tak pernah meghancurkan mereka dan malah menempa mereka menjadi sangat kuat dan pada akhirnya malah sebaliknya membuat mereka mendominasi kekuatan ekonomi Indonesia. Sebuah kisah perjuangan para minoritas yang bangkit dari kemiskinan, berjuang melalui ketidakadilan, dan beradaptasi dengan kegilaan, menuju dominasi ekonomi yang tak tergoyahkan.
Di Bawah Bayang-Bayang Papi ( https://shope.ee/fqM4uItc ).
Melanjutkan sekuel "Taipan" buku kedua ini yang akan mengisahkan sejarah dari anak-anak konglomerat yang nantinya akan bangkit dan menjadi Taipan baru di Indonesia setelah mereka menempuh pendidikan di Amerika Serikat bersamaan dengan lahirnya The Seven Sisters, tujuh perusahaan minyak yang akhirnya banyak berkiprah di dunia migas Indonesia maka pulanglah sang pangeran dan mulai membangun imperiuum bisnis di Negeri ini.
PAKTO 88 menghantar Indonesia yang sedang menghadapi krisis menuju lompatan ekonomi terbesar dalam sejarahnya. Para pengusaha mengenang masa itu sebagai masa paling indah. Banyak pengusaha menjadi lupa diri, dan mabuk kesuksesan, seolah masuk ke dalam kompetisi maya untuk menjadi pengusaha terkaya. Resiko yang diambil semakin tinggi, bahkan sampai mengabaikan moral & etika. Korupsi & intrik pun semakin rumit, canggih, dan tersembunyi.
Namun, tak ada pesta yang tak usai. Mendadak pada pertengahan ‘97, ekonomi Indonesia terjun bebas langsung ke dasar jurang. Dari “Macan Asia”, menjadi calon negara gagal.
Krisis ekonomi berlanjut ke krisis sosial, hingga krisis politik.
Puncaknya adalah sebuah revolusi berdarah, Kerusuhan ‘98, yang berujung pada runtuhnya Orde Baru.
Di tengah kekacauan itu, ada sekelompok elite finansial yang memiliki resource tanpa batas, koneksi sangat bagus, dan kecerdasan sangat tinggi, yang memanfaatkan momen ini untuk melakukan hostile take over paling rumit dalam sejarah Indonesia (jika tidak dunia).
Dan pada akhirnya " The Winner Takes It All ( https://shope.ee/7KSR5VL0N8 )
Comments
Post a Comment