Stoikisme

 Akhir-akhir ini mulai tergugah kembali untuk menarik diri mempelajari Filsafat setelah Pak Zuhrif Hudaya mengutip salah satu percakapan Dr. Fahruddin Faiz dengan Habib Jafar yang kalimatnya seperti ini "Cinta itu menjagaku dari menyakitimu, bahkan termasuk dari diriku sendiri, kalau kehadiranku membuatmu sakit aku akan minggir, karena aku hanya ingin engkau bahagia.", tentu menurut saya Filsafat sangatlah menarik untuk dipelajari dan yang sering saya dengar dan baca adalah Stoikisme aliran yang mengajarkan untuk mengendalikan diri, menerima kenyataan dan menghargai kebijakan yang sering kali digunakan sebagai panduan untuk menghadapi tantangan dan mencapai ketenangan batin.

Yap Stoikisme atau Stoicism yang merupakan salah satu aliran filsafat Yunani kuno yang dibawa oleh Zeno yang terus berkembang sampai saat ini dari Seneca si pedagang, Marcus Aurelius sang kaisar dan Epictetus si budak, dan ya Stoikisme menjadi salah satu aliran filsafat paling berpengaruh dalam sejarah barat dan terus memiliki pengaruh hingga saat ini.
Stoikisme menekankan pada pengembangan kebijaksanaan, ketenangan batin, dan pengendalian diri sebagai kunci untuk mencapai kebahagiaan dan kehidupan yang bermakna. Menurut Stoikisme, manusia harus mengakui dan menerima aliran alam semesta yang tidak dapat mereka kendalikan, tetapi mereka dapat mengendalikan reaksi dan sikap mereka terhadapnya.
Paham Stoikisme mendefinisikan bahwa kebahagiaan sejati tidak bergantung pada hal-hal eksternal seperti kekayaan, kehormatan, atau kesenangan fisik. Sebaliknya, kebahagiaan sejati berasal dari kebajikan moral dan kebijaksanaan. Stoikisme mengajarkan manusia untuk mengendalikan emosi mereka, menerima apa yang tidak dapat mereka ubah, dan fokus pada hal-hal yang dapat mereka kendalikan, seperti sikap dan tindakan mereka. Sederhananya membantu kita mengontol fikiran negatif dan melipat gandakan rasa syukur dan kebahagiaan yang kita rasakan.
Selain itu sudah barang tentu Stoikisme juga bisa digunakan untuk menghadapi kritik seperti kata marcus aurelius atau si kaisar filsuf dalam bukunya "meditasi" yang pertama saya cek ketika dikritik adalah mereka benar atau tidak, jangan-jangan mereka benar berarti kalau benar itu masukan buat saya dan saya harus melakukan perubahan namun jika mereka yang salah ya mereka yang rugi karena mereka yang mempercayai hal yang salah tentang saya karena kebenarannya sendiri kan tidak berubah.
Rekomendasi buku tentang Stoikisme
https://shope.ee/30JRvnmV3y ( Filosofi Teras )


Comments