Urip Iki Urup Filosofi Jawa Yang Mendunia
"Urip Iku Urup"
Mural Karya @MeganWilson yang dipublikasi di https://www.meganwilson.com/urip-iku-urup-1 dan tergambar pada area Desa Panggungharjo, Yogyakarta, Indonesia tepatnya di salah satu sisi CV Berjaya Jalan Bantul no 440 salah satu yang berpartisipasi adalah Nurrohmad yang sekaligus pemilik dari Rumah Kreatif Dong Aji ini menjadi saksi sebuah Filosofi jawa yang mendunia.
Ide menulis tulisan ini ya karena pagi-pagi sebelum beraktivitas mendapatkan pesan dari seorang rekan yang tiba-tiba menuliskan kalimat singkat ini " Urip Iku Urup " setelah ditelusuri dari berbagai sumber ternyata sangat mendalam makna dari kalimat ini dari 3 kata bisa diartikan dan dimaknai secara luas yang akhir-akhir ini makna dari ungkapan-ungkapan ini seringkali tidak dipahami oleh sebagian besar keturunan jawa di era modern ini yang pada akhirnya tidak salah juga jikalau sering mendengar kalimat " wong jowo sing ora njawani" (hahaha termasuk saya mungkin ya).
Tidak heran juga kalau filosofi ini minim sekali untuk dapat kita laksanakan mengingat aura duiawi yang sangat amatlah kuar dan sudah kental sekental kecap menyelimut diri kita bahkan filosofi-filosofi jawa ini sudah dinilai kuno dan ketinggalan jaman oleh sebagian dari kita padahal warisan buah pemikiran orang-orang terdahulu ini mampu memberi makna dan wawasan kebijaksanaan untuk kita dimasa mendatang.
Dalam konteks ini, "urip" berarti "hidup" dan "urup" berarti "cahaya" atau "penerangan" memiliki makna bahwa hidup ini hendaknya mengajak manusia untuk memandang hidup ini sebagai kesempatan untuk menyembuhkan dan menyucikan jiwa, serta menjalani kehidupan dengan bijak dan penuh kasih. Makna filosofi ini luar biasa, bahwa kita dilahirkan di dunia ini bukan untuk berdiri sendiri, berkuasa dan semua hanya untuk diri sendiri, akan tetapi kita lahir untuk saling memberi, saling menolong dan saling membantu sesama tanpa ada rasa pamrih. Semua agama banyak mengupas hal ini bahwasannya manusia sebagai makhluk sosial harus saling interaksi dan menolong kepada sesama, bahwa kita hidup didunia ini hanyalah sebuah ujian untuk mendapatkan kehidupan yang kekal dan lebih baik di kehidupan berikutnya.
Sumber tulisan
2. Malik Safrudin
Comments
Post a Comment